Terapi Pengobatan Klasik Bekam
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang dibutuhkan makhluk hidup khususnya manusia. Terlebih kesehatan ini digunakan manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta’ala ﷻ. Banyak metode kesehatan yang dilakukan dari zaman dahulu hingga saat ini di zaman modern. Baik itu metode kesehatan medis atau yang juga banyak dilakukan adalah menggunakan metode pengobatan klasik khususnya terapi pengobatan bekam. Sebagian dari metode pengobatan-pengobatan tersebut juga terkadang melakukan penyuluhan kesehatan, sosialisasi atau bahkan bekam gratis kepada masyarakat umum untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya kesehatan.
Sejarah Bekam
Terapi bekam telah dikenali sejak kerajaan Sumeria berdiri, kemudian berkembang di era Babilonia, Mesir, Saba dan Persia. Namun menurut As Suyuthi, bekam berasal dari Isfahan. Di zaman Rasulullah Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam ﷺ pengobatan bekam ini telah ada.
Pada zaman China kuno mereka menyebut hijamah (bekam) sebagai “perawatan tanduk” karena tanduk menggantikan kaca. Seorang herbalis Ge Hong (281-341 M) dalam bukunya A Handbook of Prescriptions for Emergencies menggunakan tanduk hewan untuk membekam (mengeluarkan) bisul yang disebut tehnik “jiaofa”, sedangkan di masa Dinasti Tang, bekam dipakai untuk mengobati TBC paru-paru.
Di era belakangan kurang lebih pada abad ke-18 atau abad ke-13 Hijriyah, dan terjadi pada kaum Barat, mereka menggunakan lintah sebagai alat untuk hijamah. Pengobatan tersebut dilakukan dengan cara membuang darah dengan menggunakan lintah sebagai alat untuk berbekam. Dan diketahui Perancis pernah meng-import 40 juta ekor lintah untuk keperluan tersebut. Teknik ini dikenal dengan istilah Leech Therapy dan masih dipraktekkan sampai dengan saat ini.
Lintah-lintah tersebut akan dilaparkan terlebih dahulu dengan cara tidak diberi makan, kemudian apabila ditempelkan pada tubuh manusia lintah-lintah tersebut akan terus-menerus menghisap darah. Dan apabila telah kenyang, maka lintah-lintah tersebut tidak lagi berusaha untuk bergerak dan kemudian terjatuh.
Nabi ﷺ Berbekam
Rasulullah Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam ﷺ memilihkan dari sekian banyak terapi yang ada pada waktu itu yakni dengan terapi herbal dan bekam. Baginda Rasulullah Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam ﷺ sering berbekam dan beliau ﷺ mengungkapkan:
إِ نْ كاَنَ فِيْ شَيْءٍ مِمَّأ تَدَاوَوْنَ بِهِ خَيْرٌ فَالْحِجَامَةُ
“Sesungguhnya sebaik-baik apa yang kalian lakukan untuk mengobati penyakit adalah dengan melakukan bekam”
(HR Abu Dawud no. 3857 dan Ibnu Majah no. 3476, Al-Hakim IV/410, Ahmad II/342 dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, lihat Shahiih Ibni Majah II/259 no 2800 dan Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shahiihah no. 760)
Apa Itu Bekam
Bekam atau al-hijamah adalah teknik pengobatan dengan jalan membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Perkataan Al Hijamah berasal dari istilah bahasa arab : Hijama (حجامة) yang berarti pelepasan darah kotor.
Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan cupping, dan dalam bahasa melayu dikenal dengan istilah Bekam. Di Indonesia dikenal pula dengan istilah kop atau cantuk.
“Cupping used to : drain excess fluids and toxins, loosen adhesions and lift connective tissue, bring blood flow to stagnant skin and muscles and stimulate the peripheral nervous system”
Bekam adalah satu teknik pengobatan menggunakan sarana gelas, tabung, atau bambu yang prosesnya di awali dengan melakukan pengekopan (membuat tekanan negatif dalam gelas, tabung, atau bambu) sehingga menimbulkan bendungan lokal di permukaan kulit dengan tujuan agar sirkulasi energi Qi dan Xue meningkat, menimbulkan efek analgetik, anti bengkak, mengusir patogen angin dingin maupun angin lembab, mengeluarkan racun, serta oxidant dalam tubuh.
Pada teknik bekam basah, setelah terjadi bendungan lokal, terapis lanjutkan prosesnya dengan penyayatan permukaan kulit memakai pisau bedah atau penusukan jarum bekam agar darah kotor bisa dikeluarkan.
Atau dengan kata lain bekam dilakukan dengan cara penghisapan atau vakum maka terbentuklah tekanan negatif di dalam cawan (kop) sehingga terjadi drainase cairan tubuh berlebih (darah kotor) dan toksin, menghilangkan perlengketan (adhesi) jaringan ikat dan akan mengalirkan darah “bersih” ke permukaan kulit dan jaringan otot yang mengalami stagnasi serta merangsang sistem syaraf perifer.
Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa bekam bekerja dengan cara merangsang atau mengaktifkan:
- Sistem kekebalan tubuh manusia,
- Mengeluarkan Enkefalin,
- Pelepasan neurotransmiter,
- Penyempitan dan pelebaran jaringan pembuluh darah serta
- “the gates for pain” pada Sistem Saraf Pusat
Apabila dilakukan teknik pembekaman pada titik bekam, maka akan terjadi kerusakan mast cell dan lainnya pada kulit, jaringan bawah kulit (sub kutis), fascia dan ototnya. Akibat kerusakan ini juga akan dilepaskan beberapa mediator seperti serotonin, histamine, bradikinin, slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui.
Zat-zat ini menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta flare reaction pada daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler juga dapat terjadi di tempat yang jauh dari tempat pembekaman. Ini menyebabkan terjadinya perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah.
Akibatnya timbul efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. Yang terpenting adalah dilepaskannya corticotrophin releasing factor (CRF), serta releasing factors lainnya oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH, dan corticosteroid. Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel.
Manfaat Bekam
Pada penelitian lain menunjukkan bahwa teknik bekam pada titik tertentu dapat menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spinothalamicus kearah thalamus yang akan menghasilkan endorphin.
Sedangkan sebagian rangsang lainnya akan diteruskan melalui serabut aferen simpatik menuju ke motor neuron dan menimbulkan reflek intubasi nyeri.
Berbekam merupakan metode pengobatan klasik yang telah digunakan dalam mengobati berbagai kelainan penyakit seperti hemophilia, hipertensi, gout, reumatik arthritis, sciatica, back pain (sakit punggung), migraine, vertigo, anxietas (kecemasan) serta penyakit umum lainnya baik bersifat fisik maupun mental.
Disebutkan oleh Curtis N, J (2005), dalam artikel Management of Urinary tract Infections: historical perspective and current strategies: Part 1-before antibiotics. Journal of Urology. 173(1):21-26, January 2005. Bahwa catatan Textbook Kedokteran tertua Ebers Papyrus yang ditulis sekitar tahun 1550 SM di Mesir kuno menyebutkan masalah Bekam.
Hippocrates (460-377 SM), Celsus (53 SM-7 M), Aulus Cornelius Galen (200-300 M) mempopulerkan cara pembuangan secara langsung dari pembuluh darah untuk pengobatan di zamannya. Dalam melakukan tehnik pengobatan tersebut, jumlah darah yang keluar cukup banyak, sehingga tidak jarang pasien pingsan. Cara ini juga sering digunakan oleh orang Romawi, Yunani, Byzantium dan Itali oleh para rahib yang meyakini akan keberhasilan dan khasiatnya.
Bekam di Indonesia
Tidak ada catatan resmi mengenai kapan metode ini masuk ke Indonesia, diduga kuat pengobatan ini masuk seiring dengan masuknya para pedagang Gujarat dan Arab yang menyebarkan agama Islam.
Metode ini dulu banyak dipraktekkan oleh para kyai dan santri yang mempelajarinya dari “kitab kuning” dengan tehnik yang sangat sederhana yakni menggunakan api dari kain/kapas/kertas yang dibakar untuk kemudian ditutup secepatnya dengan gelas/bekas botol.
Pada saat itu hal tersebut banyak dimanfaatkan untuk mengobati keluhan sakit/pegal-pegal di badan, dan sakit kepala atau yang dikenal dengan istilah “masuk angin”.
Tren pengobatan ini kembali berkembang pesat di Indonesia sejak tahun 1990-an terutama dibawa oleh para mahasiswa/pekerja Indonesia yang pernah belajar di Malaysia, India dan Timur Tengah.
Kini pengobatan ini dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang higienis, praktis dan efektif.
Jenis Bekam
Jenis terbagi menjadi tiga, yakni bekam kering, bekam basah dan bekam api.
Bekam kering atau bekam angin (Hijamah Jaaffah), yaitu menghisap permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor.
Bekam kering ini berkhasiat untuk melegakan sakit secara darurat atau digunakan untuk meringankan kenyerian urat-urat punggung karena sakit rheumatik, juga penyakit-penyakit penyebab kenyerian punggung.
Bekam kering baik bagi orang yang tidak tahan suntikan jarum dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan tampak merah kehitam-hitaman selama 3 hari.
Prinsip dasar penggunaan bekam kering menurut TCM teknik sedasi/pelemahan dan pengeluaran pathogen yang berlebih/ekses. Unsur yang dikeluarkan dalam bekam kering adalah: Qi/energy , angin, panas dan Api.
Teknik ini sangat bagus untuk menangani sindrom Re/Panas tipe Defisien.
Bekam basah (Hijamah Rothbah), yaitu pertama kita melakukan bekam kering, kemudian kita melukai permukaan kulit dengan jarum tajam (lancet), lalu di sekitarnya dihisap dengan alat cupping set dan hand pump untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh.
Durasi setiap hisapan antara 3 menit sampai dengan 5 menit, dan maksimal 9 menit, kemudian dibuang darah kotor tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah:
- Penghisapan tidak lebih dari 7 kali hisapan.
- Bentuk darah kotor berupa darah merah pekat dan berbuih.
- Selama 3 jam setelah dibekam, kulit yang lebam tidak boleh disiram air.
- Jarak waktu pengulangan bekam pada tempat yang sama adalah 3 minggu.
Menurut Tradisional Chinese Medicine (TCM) bekam basah adalah teknik sedasi/pelemahan dan pengeluaran pathogen yang berlebih/ekses.
Unsur yang dikeluarkan dalam bekam basah adalah: Qi/energy, Xue/darah, angin, panas dan api. Teknik ini sangat bagus untuk menangani sindrom Re/Panas Ekses.
Bekam api (fire cupping), yaitu teknik membekam menggunakan api sebagai media pemvakum/membekam. Bekam api dilakukan dengan menggunakan gelas khusus bekam api yang terbuat dari kaca tebal. Bekam api ini berkembang luas di Cina sebagai teknik pengobatan yang banyak sekali digunakan selain akupuntur.
Konsep TCM menyatakan bahwa bekam api digunakan untuk mengeluarkan patogen angin dan dingin. Bagi tipikal pasien yang mengalami sindrom panas dan kering (Sindrom Re) tidak dianjurkan menggunakan bekam api.
Kapan Waktu Bekam
Sebaiknya berbekam dilakukan pada pertengahan bulan , karena darah kotor berhimpun dan lebih terangsang (darah sedang pada puncak gejolak).
Anas bin Malik radhiallaahu ‘anhu menceritakan bahwa :
“Rasulullah Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam biasa melakukan hijamah pada pelipis dan pundaknya. Ia melakukannya pada hari ketujuhbelas, kesembilanbelas atau keduapuluhsatu.” (Sualat Barza’i, 2/757)
Ibnu Aun mengatakan,
“Dahulu sebagian shahabatnya memberikan wasiat untuk berbekam pada tanggal tujuh belas dan sembilan belas.”
Ahmad mengatakan, Sulaim mengatakan, kami diberitahu Hisyam dari Muhammad, beliau menambahkan, dan (tanggal) dua puluh satu.
Kemungkinan kebiasaan para shahabat waktu itu bersandar pada perbuatan Nabi ﷺ. Maka dianggap bahwa hadits ini ada asalnya marfu’ (sampai kepada Nabi Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam). Bahkan sebagian ahli ilmu berpendapat menguatkan sebagian hadits itu sebagai hadits marfu’ (sampai kepada Nabi ﷺ).
Seperti Imam Tirmizi ketika mengeluarkan hadits Anas bin Malik radhiallahu anhu berkata:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يحتجم في الأخدعين والكاهل ، وكان يحتجم لسبع عشرة ، وتسع عشرة ، وإحدى وعشرين، (رقم، 2051 ، قال : حديث حسن)“Dahulu Rasulullah Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam berbekam pada akhzi’ain dan kahil (tulang belakang). Beliau berbekam pada tanggal tujuh belas, Sembilan belas dan duapuluh satu.” (No. 2051 dan beliau mengatakan Hadits hasan)
Pemilihan waktu berbekam adalah sebagai tindakan preventif untuk menjaga kesehatan dan penjagaan diri terhadap penyakit. Adapun untuk pengobatan penyakit, maka harus dilakukan kapan pun pada saat dibutuhkan. Dalam hal ini Imam Ahmad melakukan bekam pada hari apa saja ketika diperlukan.
Imam asy-Syuyuthi menukil pendapat Ibnu Umar, bahwa berbekam dalam keadaan perut kosong itu adalah paling baik karena dalam hal itu terdapat kesembuhan.
Maka disarankan bagi yang hendak berbekam untuk tidak makan-makanan berat 2-3 jam sebelumnya.
- Dari Abu Hurairah radhiallaahu ‘anhu, Rasulullah Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam bersabda: “Barangsiapa berbekam pada hari ke-17, 19 dan 21 (tahun Hijriyah), maka ia akan sembuh dari segala macam penyakit.” (Shahih Sunan Abu Dawud, II/732, karya Imam al-Albani)
- Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallaahu ‘anhu, Rasulullah Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya sebaik-baik bekam yang kalian lakukan adalah hari ke-17, ke-19, dan pada hari ke-21.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani (II/204))
- Dari Anas bin Malik radhiallaahu ‘anhu, dia bercerita: ”Rasulullah Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam biasa berbekam di bagian urat merih (jugular vein) dan punggung. Ia biasa berbekam pada hari ke-17, ke-19, dan ke-21.” (HR, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, sanad shahih)
- Dari Ibnu Abbas radhiallaahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam bersabda: ‘Berbekamlah pada hari ke-17 dan ke-21, sehingga darah tidak akan mengalami hipertensi yang dapat membunuh kalian’.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami (III/388))
Oleh karena itu diperintahkan melakukan bekam pada pertengahan bulan ketika cairan-cairan tubuh bergolak keras dan mencapai puncak penambahannya karena bertambahnya cahaya di bulan”.
Cara Bekam
- Persiapkan semua peralatan yang sudah disterilkan dengan alat sterilisator standar.
- Mulailah dengan berdo’a dan hanya berharap kesembuhan datangnya hanya dari Allah Subhanahu wa ta’ala kemudian mensterilkan bagian tubuh yang akan dibekam dengan desinfektan.
- Lakukan penghisapan kulit menggunakan “kop/gelas” bekam, kekuatan penghisapan pada setiap pasien berbeda-beda. Lama penghisapan selama 5 menit, tindakan ini sekaligus berfungsi sebagai anestesi (pembiusan) lokal. Diutamakan mendahulukan bagian tubuh sebelah kanan dan jangan melakukan penghisapan lebih dari 4 titik bekam sekaligus.
- Dengan menggunakan lancet kemudian lakukan sayatan pembukaan kulit sesuai dengan kebutuhan di area yang sudah dihisap.
- Lakukan penghisapan kembali dan biarkan “darah kotor” mengalir di dalam kop selama 5 menit.
- Bersihkan dan buang darah yang tertampung dalam kop dan jika diperlukan bisa lakukan penghisapan ulang seperti sebelumnya.
- Bersihkan bekas luka dan oleskan minyak habbatus sauda yang steril. Umumnya bekas bekam akan hilang setelah 2-5 hari.
- Setiap pasien dianjurkan untuk memiliki alat bekam sendiri. Kop/alat bekam tidak boleh digunakan untuk pasien lain pada penderita hepatitis, ODHA, dan penyakit menular lainnya.
Ada sekitar 12 titik utama yang disebutkan dalam hadits, selebihnya merupakan pengembangan dari itu.
Beberapa ahli bekam juga menggunakan titik akupuntur untuk dilakukan pembekaman sedangkan yang lainnya menggunakan pendekatan anatomi organ tubuh dan patofisiologis suatu penyakit.
Titik Bekam
Bagian tubuh yang dibekam di antaranya adalah:
- Titik di kepala (Ummu Mughits, Qomahduwah, Yafukh, Hammah, Dzuqn, Udzun)
- Leher dan punggung (Kaahil, Al-Akhda’ain, Alkatifain, Aqroh, Munkib)
- Kaki (Wirk, Fakhd, Zhohrul qodam, Iltiwa’)
- Terapi Bekam Untuk Berbagai Penyakit
Thomas W. Anderson telah menulis sebuah buku berjudul 100 Diseases Treated by Cupping Methode.
Beberapa di antara penyakit yang berespon cukup baik dengan Terapi bekam adalah:
- Hipertensi
- Hiperuricemia (Gout/Pirai)
- Hiperkolesterolemia
- Stroke — daftar Terapi Bekam Gratis https://www.titikbekam.com/daftar ⭷
- Parkinson
- Epilepsy
- Migrain
- Vertigo
- Gagal ginjal
- Varises
- Wasir (hemoroid)
- Rematik
- Ischialgia/sciatica
- Nyeri pinggang bawah
- Penyakit darah (leukemia, thalasemia)
- Tinnitus
- Asma
- Alergi
- Penyakit sistim imun (SLE, HIV)
- Infeksi (Hepatitis, elefantiasis)
- Glaukoma
- Insomnia
- Enuresis/mengompol
- Mania
- Skizofren
- Trans (gangguan sihir/jin)
- Untuk kesuburan (fertilitas)
- Kecantikan (menghilangkan jerawat, komedo, vitiligo, menurunkan berat badan, dll)
Efek Samping Terapi Bekam
Pada beberapa kasus dimana syarat pembekaman kurang terpenuhi, terkadang muncul efek samping berupa mual/muntah (jika jarak waktu/ interval pembekaman dengan makan yang sebelumnya kurang dari 2 jam), lemas (jika pembekaman terlalu banyak titik), keluarnya bula/gelembung (jika pembekaman terlalu lama dan kekuatan pompa terlalu kuat).
Pasien Bekam
Siapa saja yang boleh dibekam dan berapa rentang usia yang diperbolehkan? Semua orang bisa dibekam pada kisaran umur 4 tahun keatas, yang terpenting pasien tersebut bisa kooperatif. Pada orang usia tua yang sudah renta, ibu hamil dan anak-anak pembekaman perlu dilakukan dengan kehati-hatian, dengan sayatan yang tipis, tekanan kop yang ringan dan titik bekam yang terbatas.
Untuk beberapa pasien perlu dilakukan penundaan bekam seperti pada wanita hamil, wanita menstruasi dan nifas, orang yang sedang mengkonsumsi obat pengencer darah, sedang cuci darah, baru melakukan donor darah, penderita dengan kondisi yang sangat lemah dan tekanan darah sangat rendah, serta orang yang sedang kelaparan/kenyang/gugup (fobia).
Tips Memilih Tempat Terapi Bekam & Bekam Gratis
- Pilihlah Terapis/ tenaga ahli bekam yang bersertifikat dan diutamakan memiliki pendidikan/pengetahuan medis yang cukup.
- Pastikan Terapis tersebut memiliki peralatan standar sterilisasi (sterilisator) yang memadai.
- Menggunakan peralatan medis standar (hanscon, masker, pisau bedah atau lancet, kassa/ tissu steril, dll).
Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala ﷻ selalu memberikan kita kesehatan jasmani dan rohani untuk dapat terus beribadah kepada-Nya. Dan dengan berbekam kita meyakini bahwa hal ini adalah kebaikan yang bernilai mubah yang disampaikan para Malaikat dan juga Malaikat Jibril ‘alaihissalam ketika Rasulullah Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam melakukan perjalanan yang mulia ke langit Robbul ‘Alamin yakni perjalanan Isra’ (dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa) dan Mi’raj (perjalanan dari langit dunia menuju langit Allah Subhanahu wa ta’ala yang tujuh lapis tingginya)
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam bersabda :
“Tidaklah aku melewati seorang Malaikat –ketika di Mi’rajkan ke langit- kecuali mereka mengatakan ‘Wahai Muhammad, lakukanlah olehmu berbekam” HR Ibnu Majah no. 3477, Shahiih Ibni Majah II/259 no. 2801, Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shahiihah no. 2263